Kabupaten Sidoarjo
Merupakan sebuah kabupaten di Provinsi JawaTimur,
Indonesia.Kabupaten ini berbatasan dengan Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik di
utara, Selat Madura di timur, Kabupaten Pasuruan di selatan, serta Kabupaten
Mojokerto di barat. Sidoarjo dikenal sebagai penyangga utama Kota Suarabaya,
dan termasuk kawasan Gerbang kerto susila.
Sidoarjo dulu dikenal sebagai pusat kerajaan Jenggala.Pada masa kolonialisme Hindia Belanda, daerah Sidorjo bernama Sidokare, yang merupakan bagian dari kabupaten
Surabaya.Daerah Sidokare dipimpin oleh seorang patih bernama R. Ng. Djojohardjo, bertempat tinggal di kampong pucang anom yang dibantu seorang wedana yaitu Bagus Ranuwiryo yang berdiam di kampong pangabahan. Pada tahun
1959 berdasarkan keputusan pemerintah Hindia Belanda No. 9/1859 tanggal 31 Januari 1859
Staatsblad no. 6 daerah kabupaten
Surabaya dibagi menjadi dua bagian yaitu kabupaten Surabaya dan kabupaten Sidokare. Wilayah Kabupaten Sidoarjo berada didataran rendah .Sidoarjo dikenal dengan sebutan kota Delta karena berada diantara dua sungai besar ,yakni Kali Mas dan Kali Porong. Kota Sidoarjo berada di selatan
Surabaya dan secara geografis kedua kota ini seolah-olah menyatu.
Sejarah
Desa
Mojoruntut
sejak zaman penjajahan belanda mojoruntut sudah dipimpin oleh kepala desa
sebagai berikut:
1. Suro Winoto (Kepala Desa zaman pemerintahan belanda)
2. Mattasim (anak dari Suro Winoto, juga dari zaman pemerintahan Belanda)
3. S. mi’in (Bapak S. Mi’in ini diangkat oleh pemerintahan Belanda sekitar tahun 1950 s/d 1965kurang lebih sekitar 15 tahun)
4. Sutarno (Bapak Sutarno ini salah satu Kepala Desa tunjukan pemerintah RI yang disebut juga dengan Kepala Desa Caretaker sekitar tahun 1975 – 1977 kurang lebih sekitar 2 tahun)
5. Gunarso sekitar tahun 1982 – 1990 kurang lebih 8 tahun
6. Drs. Heru, SH., pada tahun 1990 – 1998 (periode I) dan 1998 – 2006 (periode II)
7. Sugiyono, memimpin tahun 2007
8. Yudo Subiantoro, Kepala Desa tahun 2013 – sekarang
1. Suro Winoto (Kepala Desa zaman pemerintahan belanda)
2. Mattasim (anak dari Suro Winoto, juga dari zaman pemerintahan Belanda)
3. S. mi’in (Bapak S. Mi’in ini diangkat oleh pemerintahan Belanda sekitar tahun 1950 s/d 1965kurang lebih sekitar 15 tahun)
4. Sutarno (Bapak Sutarno ini salah satu Kepala Desa tunjukan pemerintah RI yang disebut juga dengan Kepala Desa Caretaker sekitar tahun 1975 – 1977 kurang lebih sekitar 2 tahun)
5. Gunarso sekitar tahun 1982 – 1990 kurang lebih 8 tahun
6. Drs. Heru, SH., pada tahun 1990 – 1998 (periode I) dan 1998 – 2006 (periode II)
7. Sugiyono, memimpin tahun 2007
8. Yudo Subiantoro, Kepala Desa tahun 2013 – sekarang
Sebelum
tahun 1998 tepatnya pemerintahan Drs. Heru SH. Periode I pemerintahan desa,
struktur organisasi Kepala Desa bekerja dibantu oleh: Carik, Petinngi, Muadzin,
Bayan, Kami Tuo. Setelah tahun 1998 tepatnya pemerintahan Drs, heru SH. Periode
II pemerintahan desa berubah struktur organisasinya menjadi: Kepala Desa,
Sekertaris Desa, 5 Kasun, dan 5 Kaun, yaitu : Kaun Umum, Kaun Keuangan, Kaun
Kesra dan Kaun Pembnangunan sampai sekarang ini.perlengkapan lainnya yaitu
LINMAS. LINMAS pada tahun 1950 masih
bernama PKD (Penjaga Keamanan Desa). Pada tahun 1957 PKD berubah nama menjadi
OPR (Organisasi Pertahanan Rakyat). Setelah tahun 1965 berubah nama lagi
menjadi HANSIP (Pertahanan Sipil) dan sekarang berubah lagi menjadi LINMAS.
Adapun
asal mula nama Desa Mojoruntut dan asal nama pendukuhan berawal dari sebuah
cerita tentang seekor singo (harimau) yang diketahui keberadaannya disebuah
alas rowo (hutan) yang ada disebelah selatan desa kemudian tempat itu disebut
dengan dusun Simo Rowo.
Karena dikejar penduduk Simo itu menuju ke utara menuju ke alas rowo dimana
alas tersebut banyak pohon jabonnya. Kemudian disuatu zaman alas itu berubah
menjadi dusun dengan nama Jabon Rowo.
Dari alas rowo tadi, Simo dikejar terus oleh penduduk menuju ke timur. Dari
sana penduduk berhasil mendapatkan simo tadi, maka ditebaslah tubuhnya dengan
parang. Alhasil terkena bagian ekornya dan tertinggal disana. Disuatu zaman
tempat tersebut berubah menjadi sebuah dusun dengan nama Buntut. Karena hanya karena buntutnya saja maka Simo itu
masih bisa lari dan menuju ke sebuah hutan yang penuh dengan daun Kesimbukan
maka tempat tersebut sekarang telah berubah menjadi sebuah dusun dengan nama Kesimbukan. Di Kesimbukan Simo
pun terus dikejar oleh penduduk dan lari menuju selatan yang penuh dengan pohon
bambu dan disinilah Simo tertangkap oleh penduduk. Saking senangnya semua yang
ikut mengejar membuat Sujen atau Biting (tusuk sate) dari bambu yang ada dialas
tersebut untuk memasak daging singo tersebut. Maka tempat ini kemudian berubah
menjadi sebuah dusun dengan nama Biting
Rowo.
Disamping
cerita tadi, alas-alas yang dilewati juga banyak pohon mojo-nya yang beruntut
maka jadilah semua tempat pengejaran tadi menjadi sebuah nama MOJORUNTUT. (Sumber: RPJM Des
PNPM Pedesaan tahun 2013).
Sejarah
terbentuknya wilayah dan pemerintahan desa yang ada sekarang ini diketahui
secara pasti dan tidak pernah ditemukan dokumen sejarah dari pemerintahan desa
sebelumnya, namun dapat dijelaskan disini bahwa sejak berlakunya Undang-undang
No. 5 Tahun 1974 tentang pokok-pokok pemerintahan di Daerah dan Undang-undang
No. 5 tahun 1979 tentang Desa, Desa Mojoruntut terbagi atas 5 (lima) wilayah
pendukuhan/ dusun yaitu: Dusun Kesimbukan, Dusun Simorowo, Dusun Buntutrowo,
Dusun Jabonrowo, Dusun Bitingrowo. Sedangkan pemerintahan Desa Mojoruntut telah
mengalami sekurangnya 9 (sembilan) kali pemerintahan yang terbagi dalam 8
(delapan) pemerintahan yaitu:
Dengan adanya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang desa, Desa Mojoruntut terbagi atas 5(lima) wilayah pedusunan, 12 (dua belas) rukun warga, dan 24 (dua puluh empat)
rukun tetangga sebagaimana berikut:
0 komentar:
Posting Komentar